Sunday, April 19, 2009

Menyusun Hipotesa

Apakah hipotesa itu? Ada banyak definisi hipotesa yang pada hakikatnya mengacu pada pengertian yang sama. Diantaranya ialah hipotesa adalah jawaban sementara terhadap masalah yang sedang diteliti.
Menurut Prof. Dr. S. Nasution definisi hipotesa ialah “pernyataan tentative yang merupakan dugaan mengenai apa saja yang sedang kita amati dalam usaha untuk memahaminya”. (Nasution:2000)

Asal dan Fungsi Hipotesa
Hipoptesa dapat diturunkan dari teori yang berkaitan dengan masalah yang akan kita teliti. Misalnya seorang peneliti akan melakukan penelitian mengenai harga suatu produk maka agar dapat menurunkan hipotes yang baik, sebaiknya yang bersangkutan membaca teori mengenai penentuan harga.
Hipotesa merupakan kebenaran sementara yang perlu diuji kebenarannya oleh karena itu hipotesa berfungsi sebagai kemungkinan untuk menguji kebenaran suatu teori. Jika hipotesa sudah diuji dan membuktikan kebenaranya, maka hipotesa tersebut menjadi suatu teori. Jadi sebuah hipotesa diturunkan dari suatu teori yang sudah ada, kemudian diuji kebenarannya dan pada akhirnya memunculkan teori baru.
Fungsi hipotesa menurut Menurut Prof. Dr. S. Nasution ialah sbb:
1) untuk menguji kebenaran suatu teori,
2) memberikan gagasan baru untuk mengembangkan suatu teori dan
3) memperluas pengetahuan peneliti mengenai suatu gejala yang sedang dipelajari.

Pertimbangan dalam Merumuskan Hipoptesa
Dalam merumuskan hipotesa peneliti perlu pertimbangan-pertimbangan diantaranya:
• Harus mengekpresikan hubungan antara dua variabel atau lebih, maksudnya dalam merumuskan hipotesa seorang peneliti harus setidak-tidaknya mempunyai dua variable yang akan dikaji. Kedua variable tersebut adalah variable bebas dan variable tergantung. Jika variabel lebih dari dua, maka biasanya satu variable tergantung dua variabel bebas.
• Harus dinyatakan secar jelas dan tidak bermakna ganda, artinya rumusan hipotesa harus bersifat spesifik dan mengacu pada satu makna tidak boleh menimbulkan penafsiran lebih dari satu makna. Jika hipotesa dirumuskan secara umum, maka hipotesa tersebut tidak dapat diuji secara empiris.
• Harus dapat diuji secara empiris, maksudnya ialah memungkinka untuk diungkapkan dalam bentuk operasional yang dapat dievaluasi berdasarkan data yang didapatkan secara empiris. Sebaiknya hipotesa jangan mencerminkan unsur-unsur moral, nilai-nilai atau sikap.


Jenis-Jenis Hipotesa
Secara garis besar ada dua jenis hipotesa didasarkan pada tingkat abstraksi dan bentuknya.
Menurut tingkat abstraksinya hipotesa dibagi menjadi:

a) Hipotesa yang menyatakan adanya kesamaan-kesamaan dalam dunia empiris: hipotesa jenis ini berkaitan dengan pernyataan-pernyataan yang bersifat umum yang kebenarannya diakui oleh orang banyak pada umumnya, misalnya “orang jawa halus budinya dan sikapnya lemah lembut”, “jika ada bunyi hewan tenggeret maka musim kemarau mulai tiba, “ jika hujan kota Jakarta Banjir”. Kebenaran-kebenaran umum seperti di atas yang sudah diketahui oleh orang banyak pada umumnya, jika diuji secara ilmiah belum tentu benar.

b)Hipotesa yang berkenaan dengan model ideal: pada kenyataannya dunia ini sangat kompleks, maka untuk mempelajari kekomplesitasan dunia tersebut kita memerlukan bantuan filsafat, metode, tipe-tipe yang ada. Pengetahuan mengenai otoriterisme akan membantu kita memahami, misalnya dalam dunia kepemimpinan, hubungan ayah dalam mendidik anaknya. Pengetahuan mengenai ide nativisme akan membantu kita memahami munculnya seorang pemimpin.

c)Hipotesa yang digunakan untuk mencari hubungan antar variable: hipotesa ini merumuskan hubungan antar dua atau lebih variable-variabel yang diteliti. Dalam menyusun hipotesanya, peneliti harus dapat mengetahui variabel mana yang mempengaruhi variable lainnya sehingga variable tersebut berubah.

Menurut bentuknya, hipotes dibagi menjadi tiga:

a)Hipotesa penelitian / kerja: hipotesa penelitia merupakan anggapan dasar peneliti terhadap suatu masalah yang sedang dikaji. Dalam hipotesa ini peneliti mengaggap benar hipotesanya yang kemudian akan dibuktikan secara empiris melalui pengujian hipotesa dengan mempergunakan data yang diperolehnya selama melakukan penelitian. Misalnya: Ada hubungan antara krisis ekonomi dengan jumlah orang stress

b)Hipotesa operasional: hipotesa operasional merupakan hipotesa yang bersifat obyektif. Artinya peneliti merumuskan hipotesa tidak semata-mata berdasarkan anggapan dasarnya, tetapi juga berdasarkan obyektifitasnya, bahwa hipotesa penelitian yang dibuat belum tentu benar setelah diuji dengan menggunakan data yang ada. Untuk itu peneliti memerlukan hipotesa pembanding yang bersifat obyektif dan netral atau secara teknis disebut hipotesa nol (H0). H0 digunakan untuk memberikan keseimbangan pada hipotesa penelitian karena peneliti meyakini dalam pengujian nanti benar atau salahnya hipotesa penelitian tergantung dari bukti-bukti yang diperolehnya selama melakukan penelitian. Contoh:
H0: Tidak ada hubungan antara krisis ekonomi dengan jumlah orang stress.

c)Hipotesa statistik: Hipotesa statistik merupakan jenis hipotesa yang dirumuskan dalam bentuk notasi statistik. Hipotesa ini dirumuskan berdasarkan pengamatan peneliti terhadap populasi dalam bentuk angka-angka (kuantitatif). Misalnya: H0: r = 0; atau H0: p = 0

Cara Merumuskan Hipotesa
Cara merumuskan hipotesa ialah dengan tahapan sebagai berikut: rumuskan hipotesa penelitian, hipotesa operasional, dan hipotesa statistik.
Hipotesa penelitian ialah hipotesa yang kita buat dan dinyatakan dalam bentuk kalimat.
Contoh:
• Ada hubungan antara gaya kepempininan dengan kinerja pegawai
• Ada hubungan antara promosi dan volume penjualan

Hipotesa operasional ialah mendefinisikan hipotesa secara operasional variable-variabel yang ada didalamnya agar dapat dioperasionalisasikan. Misalnya “gaya kepemimpinan” dioperasionalisasikan sebagai cara memberikan instruksi terhadap bawahan. Kinerja pegawai dioperasionalisasikan sebagai tinggi rendahnya pemasukan perusahaan. Hipotesa operasional dijadikan menjadi dua, yaitu hipotesa 0 yang bersifat netral dan hipotesa 1 yang bersifat tidak netral
Maka bunyi hipotesanya:
H0: Tidak ada hubungan antara cara memberikan instruksi terhadap bawahan dengan tinggi – rendahnya pemasukan perusahaan
H1: Ada hubungan antara cara memberikan instruksi terhadap bawahan dengan tinggi – rendahnya pemasukan perusahaan
Hipotesa statistik ialah hipotesa operasional yang diterjemahkan kedalam bentuk angka-angka statistik sesuai dengan alat ukur yang dipilih oleh peneliti. Dalam contoh ini asumsi kenaikan pemasukan sebesar 30%, maka hipotesanya berbunyi sebagai berikut:
H0: P = 0,3
H1: P ¹ 0,3

Uji Hipotesa
Hipotesa yang sudah dirumuskan kemudian harus diuji. Pengujian ini akan membuktikan H0 atau H1 yang akan diterima. Jika H1 diterima maka H0 ditolak, artinya ada hubungan antara cara memberikan instruksi terhadap bawahan dengan tinggi – rendahnya pemasukan perusahaan.
Dalam membuat hipotesa ada dua jenis kekeliruan yang kadang dibuat oleh peneliti, yaitu:
a) Menolak hipotesa yang seharusnya diterima. Kesalahan ini disebut sebagai kesalahan alpha (a).
b) Menerima hipotesa yang seharusnya ditolak. Kesalahan ini disebut sebagai kesalahan beta (b)

source : internet

No comments:

Post a Comment